Kemarin, detik demi detik kita lewati,
Jam demi jam, minggu demi minggu,
Bahkan bulan demi bulan kita bersama
Gelak canda dan tawa selalu menghiasi
Rasa sayang, rasa rindu selalu hadir dalam hati kita
Kini,siang hariku bagaikan malam tanpa bintang,
Malam hariku gelap tanpa cahaya,
Aku bagaikan hidup dalam gua,
Sepi, sendiri dan tak berarti.
Di saat kau pergi tinggalkan diri ini...
Dalam kegelisahan hati ini ,
Aku bertanya
Kemanakah engkau wahai pangeran hatiku ?
Masih adakah sayangmu untukku ?
Masih adakah nafas cinta untukku ?
Dimanakah rindumu yang dulu untukku ?
Semua seakan sirna dalam sekejap...
Kau pergi begitu saja meninggalkan aku,
Tanpa aku tau apa salah dan dosaku.
Aku yang selalu merindukanmu,
Betapa sakit menahan rasa ini.
Hatiku bagaikan teriris jika mengingatmu.
Wahai pangeran hatiku dengarkanlah
Aku mencintaimu dengan TULUS
Aku menyayangimu sepenuh hatiku
Aku merindukanmu disetiap waktuku
Kamu yang terakhir untukku
Dan takkan pernah ada yang lain
Yang dapat menggantikan tempatmu di hatiku...
10 Juni 2013
Anonim
Mungkin memang aku belum sepenuhnya yakin tentang siapa yang pernah menulis puisi ini, tapi siapapun kamu, aku menghargai dan mengapresiasinya, terimakasih -Garry Ariel-
Ngefeel bgt ya
BalasHapushaha iyaa Seph
Hapus